Sabtu, 17 Oktober 2009

EARTH FROM ABOVE: LOOKING ABOVE OUR MIND

Pernah nonton Earth From Above yang ditayangkan di Metro TV? Ya, acara yang cukup menarik perhatian ini sangat berkesan untuk setiap penontonnya--khususnya Indonesia, yang juga disorot dalam film dokumenter kawalan Yann Arthus Bertrand ini. Bagaimana tidak, pemikiran saya yang semula menganggap 'dunia belum terkena dampak global warming' berubah seratus persen begitu menonton acara ini. Betapa besarnya kerusakan bumi akibat ulah kita sendiri. Betapa miskinnya kita, miskin akan kesadaran untuk menjaga bumi.
Ah, banyak ya kata-kata puitisnya, he3x... Jadi? Belum pernah nonton ya? Baik, saya akan menceritakan beberapa hal menarik yang pernah saya tonton dari sini.
- Tahu anjing laut 'kan? (Pembaca: tahulah, siapa sih loe, katro)Di negara yang seingat saya Afrika Selatan, terjadi pembunuhan massal terhadap anjing laut yang begitu sadis. Bagaimana tidak, mereka dicambuk dan dibiarkan meregang nyawa, mati perlahan. Katanya mau dijadikan pakan ternak, pakaian, bla bla bla.
- Ada lagi peristiwa di Jepang ketika terjadi pembunuhan terhadap lumba-lumba (!@#$@#%?)Ya, hewan lucu ini dipukuli sampai mati. Aduh, ga tahan deh lihat air yang merah karena darah. Parahnya lagi, masa'itu dipertontonkan sama anak kecil? Ga mendidik betul.
- Trus ada lagi tentang populasi hewan di Hutan Amazon, Brazil (rada lupa nama tempatnya) di mana hewan setempat yang langka diburu dan dijual. Salah seorang penjualnya pun hanya bisa menjawab begini kepada Mr. Bertrand: "Apa boleh buat, kami berbuat seperti ini untuk bertahan hidup." Mr. Bertrand: "Tahukah Anda kalau hewan ini langka dan dilindungi?" "Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya ini mata pencaharian yang bisa kami geluti. Pemerintah bahkan tidak peduli pada kami."
- Ironis sekali. Di Vietnam, harimau diburu dan dikuliti secara sadis. Kulitnya untuk dijual, dagingnya aku lupa dikemanakan. Tapi justru tulangnya ini yang memikat--tulangnya berkhasiat sebagai obat. Yah, meski ada sikit-sikit godaan, aku mah ga peduli.
- Kerusakan hutan di Kalimantan (hmm, ini nih yang saya maksud). Malu. 70% hutan di sini sudah rusak. Salah seorang warga Kalimantan (aku lupa deh, siapa ya namanya?) malah tak bisa berbuat apa-apa karena ditodong oleh polisi hutan. Apa sih gunanya polisi hutan, buat bantu nebang pohon ya???

Namun, meski awalnya tadi saya bicaranya pedas-pedas, tapi ada juga sisi baik yang diungkapkan di Earth From Above ini. Ungkapan dan rasa terima kasih terhadap sejumlah kecil manusia yang berusaha keras berjuang untuk keselamatan Bumi. Ada yang berhasil menyelamatkan populasi badak putih Afrika (putih apa hitam ya aku lupa), ada yang dengan demo-demonya terhadap Global Warming berhasil menghentikan penebangan hutan di Prancis dan mendapat penghargaan internasional. Dan salah satu ikon Earth From Above yang paling terkenal adalah potret sebuah tempat yang membentang membentuk hati. Bagus sekali scenenya, sampai-sampai tempat itu dipakai juga sebagai tempat yang disorot dalam syuting "Boys Before Flowers". Juga, yang lupa saya sebutkan, seorang tokoh yang berperan sekali dalam menyelamatkan saudara dekat kita, simpanse, Jane Goodall. Dari sejak muda sampai sekarang beliau tetap mengabdi dalam dunia simpanse, bahkan tempat tinggalnya pun didesain seperti hutan, untuk memantau perkembangan simpanse kesayangannya. Saya masih ingat sedikit perkataannya, "Interaksi antar simpanse ini betul-betul sangat mengharukan, seperti kita manusia. Mereka bisa marah, berkelahi, berkomunikasi,bahkan menunjukkan rasa cinta mereka." Dan, beliau sangat terkejut ketika keluar negri, menuju ke sebuah konferensi. Baginya dunia sudah begitu modern, tapi beliau mengkhawatirkan keberadaan simpanse yang sudah merupakan bagian hidupnya.
Bagaimana dengan kita? Apakah sikap kita sama dengan Jane Goodall? Atau, kita justru hanya orang awam yang egois dan memikirkan hidup kita sendiri?
Pesan saya dari sini, selamatkan bumi selagi masih ada kesempatan. Jangan biarkan generasi muda menikmati dunia yang buruk, lebih buruk dari dunia kita sekarang. Setidaknya kita mulai dari hal kecil dulu.
Oh ya, dengan membaca blog ini, kita kan sudah mengorbankan listrik. Nah, mari kita berikan balasan setimpal. Menanam satu pohon untuk satu jam nge-net, beli tas kain sebagai tas belanja tetap, atau mungkin mau menyumbang ke yayasan cinta lingkungan? Terserah Anda.

Oh ya, bagi yang tahu soal organisasi cinta lingkungan di sekitar kota Pekanbaru, atau mungkin tahu cara mendaftarkan diri jadi anggota WWF, kasih tahu aku ya. Aku juga mau ambil bagian. He4X... lebay...
Eh, tinggalin komentar ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar